Tuesday, November 13, 2007
Oooooh No! The Stairs!!!
Setiap pagi jadi gak semangat deh ngantor, ngebayangin tangga. Katanya naek turun tangga bagus buat ibu hamil, tapi apa iya sih? Nggilani deh mesti naek turun more then 70 steps every now and then...
Kalo cuma selantai dua lantai doang sih gak papa kali, nah lantai 4 gitu lho?! Ato cuma lagi manja mode on aja ya? Hikgs
Thursday, November 01, 2007
How Will It Feels?
You see, I'm the only child in the family. The centre of attention, the centre of affection, the centre of love and care, the centre of almost everything in our little family. There's only me, my dad, and my mom. None to share the toys, the food, the ice cream, the chocolate...
Up till now, I'm still thinking that my child is Auliya, I don't have any idea wheather I can share my love to the other up coming children of ours. I hope I can, equally. I still have negative thinking that I won't be able to accept any child with their strength and weakness without comparing them with my beloved Auliya, who always be my pearl, my precious one. I always think that Auliya is my best, she's a fast learner, a cute babygirl, a smart one, and the perfect one.
Bismillah, may Alloh guide me to be the best mom for my children.
Wednesday, October 31, 2007
Generasi Lenggang Kangkung, Plahak-plohok
Kalau almarhum bapak masih ada, pasti sepakat dengan istilah di atas.
Setiap berangkat kerja di pagi hari, motor kami melaju di sepanjang jalan yg kiri kanannya dijejali oleh sekolah, baik TK, SD, SMP, SMA, sampai PT. Macet? Jelas, angkot yg berhenti seenaknya begitu dibilang kiri atau melihat para pelajar menunggu di pinggir jalan, ditambah mobil pribadi dan motor yg berlomba menuju tujuan masing-masing di waktu bersamaan, tentu membuat jalanan macet di jam-jam berangkat sekolah/kantor/dagang. Tapi pemandangan yg paling membuat saya jengah adalah para pelajar itu :
1. Bajunya : kalau nggak terlalu hemat, terlihat kumal, lecek, berantakan, sok modis padahal ancur
2. Cara jalannya : lenggang kangkung, klemar klemer, serasa waktu akan menunggu walaupun bertahun mereka habiskan hanya untuk menyeberang jalan! Yap, cara mereka menyeberang jalan saja sudah lenggang kangkung, gimana cara mereka blajar? Kebayang : plahak plohok, cengho...
3. Cara ngomongnya : di mana tempat suara mereka menggelegar, sampai ke jabal kat kalau istilah alm bapak. Suami saya aja suka komentar, "Mereka itu gak cape apa ya ngomong terus? Keras lagi. Berisik!"
4. Bahan omongannya : wah, kebayang deh gimana "hasilnya"
Jaman saya dulu, masih terkenal yg namanya "kamus berjalan", anak-anak Recis yg kalau berjalan cepat dengan kepala menunduk mau menanduk. Di sekolah saya sendiri jarang tuh keliatan orang-orang yg begitu klemernya sampai nyebrang jalan aja perlu 5 menit sendiri.
Apakah mereka jadi begitu karena tidak ada orangtua yg begitu bersemangat "mengantarkan" anak-anaknya menuju lautan luas pengetahuan ya? Entahlah, mungkin sekarang memang jamannya generasi lenggang kangkung, plahak plohok, yg penting asoy...
Tuesday, October 30, 2007
BOSAAAAAAAAAAAAN
Moving here and there creating those circuits
Clicking this and that, closing the order
Talking bla bla bla through the phone which never ever been quite even for a day
Nicely speaking to those dumbs
But i shouldn't forget
How merciful Alloh is, giving me this job
Tuesday, September 04, 2007
Mengemis dan Meminta-minta : Budaya atau Ajaran Agama?
Termasuk dalam makna ‘iffah adalah menahan diri dari meminta-minta kepada manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ
“Orang yang tidak tahu menyangka mereka (orang-orang fakir) itu adalah orang-orang yang berkecukupan karena mereka ta’affuf (menahan diri dari meminta-minta kepada manusia).” (Al-Baqarah: 273)
Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu 'anhu mengabarkan bahwa orang-orang dari kalangan Anshar pernah meminta-minta kepada Rasullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada seorang pun dari mereka yang minta kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melainkan beliau berikan hingga habislah apa yang ada pada beliau. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun bersabda kepada mereka ketika itu:
مَا يَكُوْنُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ لا أدَّخِرُهُ عَنْكُمْ، وَإِنَّه مَنْ يَسْتَعِفّ يُعِفّه اللهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرُ يُصَبِّرَهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ، وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Apa yang ada padaku dari kebaikan (harta) tidak ada yang aku simpan dari kalian. Sesungguhnya siapa yang menahan diri dari meminta-minta maka Allah akan memelihara dan menjaganya, dan siapa yang menyabarkan dirinya dari meminta-minta maka Allah akan menjadikannya sabar. Dan siapa yang merasa cukup dengan Allah dari meminta kepada selain-Nya maka Allah akan memberikan kecukupan padanya. Tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 6470 dan Muslim no. 1053 )1
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah mengatakan: “Dalam hadits ini ada anjuran untuk ta’affuf (menahan diri dari meminta-minta), qana’ah (merasa cukup) dan bersabar atas kesempitan hidup dan selainnya dari kesulitan (perkara yang tidak disukai) di dunia.” (Syarah Shahih Muslim, 7/145)
Nah...
Kalau fenomena di lapangan, terutama berkaca dari pengalaman yg terjadi selama perjalanan menuju Kuningan via Subang, wah, meminta-minta di sepanjang jalan sepertinya sudah jadi BUDAYA. Tidak ada rasa rasa rendah diri, malah rasa marah kalau tidak diberi.
Saya pikir, menyedekahkan harta bagi mereka yg membutuhkan memang termasuk dalam ajaran Islam.
dikutip dari asy syariah :
Al-Muhallab berkata: “Nafkah untuk keluarga hukumnya wajib dengan ijma’ (kesepakatan ulama). Adapun Penetap syariat (yakni Allah –red) menamakannya dengan sedekah hanyalah dikarenakan kekhawatiran adanya sangkaan bahwa mereka tidak akan diberi pahala atas kewajiban yang mereka tunaikan. Mereka telah mengetahui pahala sedekah, maka Penetap syariat mengenalkan kepada mereka bahwa nafkah/infak yang mereka keluarkan (untuk keluarga) adalah sedekah mereka sehingga mereka tidak mengeluarkan sedekah itu kepada selain keluarga, kecuali setelah mereka mencukupi keluarga mereka. Dan penamaan infak ini dengan sedekah adalah dalam rangka mendorong mereka agar mendahulukan sedekah yang wajib (yaitu memberi nafkah kepada keluarga) daripada sedekah yang sunnah.” (Fathul Bari, 9/600)
Tapi apakah ada ajaran Islam yg menyuruh ummatnya untuk meminta-minta? Tidak!
Apadaya, sebagian ummat Islam telah menyalahgunakan perintah bersedekah sebagai ajang untuk meminta, mengemis. Mereka membuat orang-orang mampu yg tidak memberi ketika mereka menengadahkan tangan layaknya penjahat, kurang iman, tidak patuh pada ajaran Islam. Celaan akan terasa lebih dalam jika mereka yg tidak memberi itu menggunakan "simbol" (bukan hanya tanda, tapi bentuk kepatuhan kepada Alloh) keIslaman seperti kerudung dan janggut. Yah, mungkin memang sebaiknya kalau ada yg meminta dan kita mampu memberi, kita kasih saya ya? Tapi kalau mereka selalu meminta, kapan mereka bisa mandiri? Memang bergantung pada manusia lain lebih enak daripada bersusah payah mencari rejeki Alloh yg seluas dunia, karena kadang kerja keras tidak menghasilkan "return" yg sesuai dengan usaha yg dikeluarkan.
Memang susah membedakan mereka yg meminta karena memang butuh, dan mereka yg meminta karena profesinya ya itu, peminta-minta. Kalau memang orang meminta karena butuh, dan kita mampu, sesuai dengan contoh dari Rasululloh SAW yg tidak pernah tidak memberi kalau ada yg meminta sampai habis apa yg ada pada beliau.
Adalah kesadaran untuk membantu sesama saudara Muslim yg membutuhkan yg harus ditanamkan, bukan lantas kilahan bahwa kalau tidak diminta maka banyak yg tidak "sadar diri" yg menjadi justifikasi untuk menengadahkan tangan, meminta-minta ke sana kemari.
اللّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِيْنِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيْهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادِيْ وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلَِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang agama ini merupakan penjagaan perkaraku, dan perbaikilah bagiku duniaku yang aku hidup di dalamnya, dan perbaikilah bagiku akhiratku yang merupakan tempat kembaliku, dan jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam seluruh kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai peristirahatan bagiku dari seluruh kejelekan.” (HR. Muslim)
Monday, September 03, 2007
Sholeha vs Sholehah
Pernah menyimak sinetron itu? Kata resensi di Tabloid Nova, sinetron ini tanpa gandengan tangan, tanpa peluk, dan tanpa cium. Yaiks, trus ajaran Islam tentang ikhtilat itu gimana? Tentang bagaimana bergaul dengan sesama jenis dalam Islam? Bagaimana tentang berhijab dalam Islam?
Kalau ingin menampilkan contoh wanita sholehah, kenapa juga gak menampilkan profil para ummahatul mukminin?
Sayangnya anak saya senang nonton film ini bersama neneknya, menghabiskan sisa waktu menunggu mamanya pulang, hiks. Terutama karena lagunya! Plis deh...
Seandainya yg diputar adalah dokumenter tentang kehidupan para ummahatul mukminin, mungkin akan membawa dampak yg jauh lebih baik bagi anak saya, daripada sekedar menghapal lagunya Ungu dan ikutan membentak-bentak seperti apa yg dilakukan para tokoh antagonis dalam sinetron itu. Hiks hiks hiks...
Monday, August 13, 2007
A Wedding
Sebagian besar orang begitu terhanyut dengan persiapan duniawi, mencari gedung, dekor, hidangan, kartu undangan, baju, dan rentetan acara adat. Sebagian besar orang melupakan tuntunan syariat tentang pernikahan. Sebagian besar orang begitu takut dengan omongan orang, dengan ketakutan yg melebihi ketakutannya pada Alloh.
Waktu saya mau menikah dulu, saya begitu ingin pernikahan saya berjalah sesuai tuntunan syariat. Saya mencari tahu apa saja yg harus dilakukan dalam mempersiapkan pernikahan. Saya mendapat "sumbangan" ilmu dari adik-adik suami melalui buku terbitan At-Tibyan. Misalnya diterangkan bagaimana tidak diperbolehkannya meninggikan pelaminan, memamerkan pengantin wanita yg berhias molek, mempergunakan pakaian yg tidak syar'i, menyatukan tamu wanita dan pria, adanya gambar-gambar mahluk bernyawa atau patung, musik-musik, foto prewedding, tidak disandingkannya pengantin wanita dan pria sebelum selesainya akad nikah, dan tidak kalah pentingnya adalah bagaimana perubahan struktur mahrom bagi pihak suami maupun istri (banyak orang yg merasa "Ah, kan udah jadi sodara" sehingga mereka mengabaikan status mahrom, padahal adik/kakak laki-laki suami bukan mahrom bagi istri, sehingga mereka tidak boleh tidak berhijab di depan mereka, ini baru satu contoh ya)
Sebagian besar orang sepertinya telah kehilangan esensi menikah sebagai "IBADAH" sehingga kebanyakan orang melangsungkan pernikahan seperti layaknya sebuah seremoni belaka, tanpa mengindahkan aturan-aturan syariat yg berlaku atasnya.
Ketika ada yg hendak menikah, tanyakan, apakah mereka sudah mengerti tentang hukum syar'i walimatul ursy? Pahamkah mereka adab-adab malam pengantin? Mengertikah mereka tentang adab-adab berhubungan suami istri? Atau pahamkah mereka tentang hak dan kewajiban suami-istri dalam tuntunan Islam?
"Saya sudah pernah membaca, tapi lupa tuh."
"Yah, ntar kan gampang tinggal baca"
"Penting, ya?"
Memang tidak semuanya dapat dijalankan dg baik. Misalnya saja tamu-tamu saya masih bercampur dengan sendirinya, karena yaaah memang mereka biasanya dg yg begitu. Pelaminan tetap saja ada, karena adanya pendapat "Kasian dong temen yg kenalnya sama pengantin wanita tapi gak kenal pengantin pria..." Kami hanya bisa bertekad agar anak-anak kami nanti tidak mengalami hal-hal yg kami alami, yg melanggar aturan Alloh dan sunnah Rosul-Nya.
Lalu, atas dasar apakah pernikahan itu dilangsungkan? Cinta pada Alloh? Cinta pada Rasululloh? Atau nafsu hina manusia semata? Bagaimanakah perjalanan menuju pernikahan itu? Penuh dengan ketaatan pada hukum-hukum Alloh akan hubungan pria dan wanita non mahrom? Ataukah penuh dengan kedekatan pada perbuatan-perbuatan zina?
Sungguh Alloh Maha Mengetahui dan Maha Pengampun. Terlambat kembali pada jalan kebenaran adalah lebih baik daripada tidak. Bagaimanakah bisa kita berdoa agar mendapatkan keluarga sakinah, mawaddah, warohmah, ketika kita mempersiapkan, menyelenggarakan, dan menyelesaikan proses pernikahan jauh dari tuntunan Alloh dan RosulNya? Di manakah keberkahan selain dari ketaatan pada Robb semesta alam?
Menikah dalam Islam adalah ibadah, menyempurnakan separuh dien. Lalu bagaimana ibadah dalam Islam dilakukan tanpa melihat contoh Rosululloh Solallohu 'Alaihi wa sallam? Tanpa melihat tuntunan pergaulan dalam Al-Qur'an? Akan sempurna kah setengah dien itu?
Wallohu'alam bis showab
Monday, August 06, 2007
HP 7 : Kok Ternyata di Awalnya Seru ya...
(tapi tetep gak suka endingnya! )
Sunday, August 05, 2007
Where to Shop What (wakakakakak)
kl mau beli alat2 plastik murah banget
di jembatan lima deket roxy tuuuu
kl mainan
di pasar gembrong
barbie murah
di jatinegara (kl ga salah)
baju murah n bagus
di tanah abang blok A (yg butik)
kl mau beli sepatu kets murah n bmerk (ada yg aspal n palsu), celana jeans murah, jaket2 kulitnya juga suka bagus
di pasar uler (bener2 gokil harganya)
catatan :
pokoknya dari cem put itu lurussssssss aja ke arah tj priok ntar tanya pasar uler yg pinggir kali aja coz pasar uler di deket tj priok ada dua, yg di plumpang aja, pasarnya sebelah kanan pasarnya sih kios 'pasar beneran' tp harganya okeh banget. nawarnya 1/3 dulu, jgn naik cepet2 ngotot aja, tp tetep baik2. celana jeans harganya 50rban (itu juga udah big big size)
sepatu blm tau tp kl kulit (nyaris asli) sekitar 100. kl sepatu kets under 100 (reebook, nike, adidas, dll) tp palsu yak. sepatu ked anak2 20-30 rb (utk anak 4-6 th) itu jg udah lumayan bagus. kl sepatu anak2 yg ky di athlete foots mah mungkin 50 kali ya??? pokoknya utk sepatu kets ,jaket kulit, celana jeans, ok lahhh. cuma kl kualitasnya jgn samakan dengan aslinya yg harganya 500 rban yak. namanya jg murah meriah, tp lumayan cukup bs bertahan lama kok
minyak wangi
di kota (kl di bandung yg aspalnya alias isi ulang, tp lebih enak dr aslinya, di gang depan horison soekarno hatta)
HP 7 : Gak Pingin Beli!
Untungnya ada temen yg mau minjemin, hihihi
(Padahal aslinya saya ini kolektor buku sejati, biar gak seru tetep dikoleksi, tapi yaaa namanya udah punya anak, mesti mikir anak juga lah, mending buat beli baju dan keperluan anak tu 270rebunya! Hehehe )
Thursday, July 26, 2007
Tempat Makan Di Bogor (dsk)
Ini hasil rekap pertanyaan dari temen-temen di milis BA + NCC. Barangkali ada yang mau wisata kuliner di Bogor. Asal betah aja sama macetnya... hihihi
|
|
| Telp/Fax |
|
|
|
|
Gili Gili resto, selain tempatnya enak banget (asal sawah disebelah saung-2nya ngga gundul) J gurame saus thai, ayam goreng kering & nasi timbel-nya endaaang banget dech…J worth to try…
Naik keatas dikit ketemu roti unyil venus…depan roti unyil ada risoles keju carnation yg bersebelahan sama toko roti tan ek tjwan…turun dikit lagi belok kiri ketemu gedung dalem yg terkenal dengan asinan sayur & buahnya…martabak & bandrek air mancur juga okeh untuk jajanan sore/malam hari
Kalo asinan Bogor, aku paling sering beli asinan yg di Jalan Roda, namanya Asinan Gang Aut.Lebih enak daripada Asinan Gedung Dalem. Di depan tukang asinan ini, ada tukang asinan jagung bakar & bir pletok, yg dulu pernah masuk TV juga.
Kalo asinan jagung bakarnya blm pernah aku coba, tapi bir pletoknya udah. Enak... anget di perut.
Kalo bosen sama roti Venus, mampir deh ke toko roti Bogor Permai. Toko ini menjual roti dgn style jaman dulu & banyak variasi.
Di sebelah Bogor Permai ada juga tukang Toge Goreng cabang PLN. Enak juga...
Di deket asinan gedong dalem ada rujak ulek enak.
Trus ngak jauh dari situ, ada jalan kecil,mirip gang yang mau ke pasar, ada gerobak jualan pisang goreng enak.
Aku demen pisang goreng disitu & rujak uleknya.
Trus pernah coba-2 bikin pisang goreng kayak gitu.
Ternyata adonan tepungnya tinggal ditambahin vanilli powder aja jadi agak-2 mirip sama pisang goreng Bogor itu,hehe...
Tapi kalo pas ke Bogor,bolehlah icip-2 si pisang goreng & rujak ulek disitu.
Kalo mau cari jajanan kaki 5 yg enak2, coba deh ke Jl. Suryakencana, ngga jauh dari Gg. Aut & Jl. Roda.
Ada yg jualan combro yg enak banget, combronya crispy deh, lain dari yg lain. Tapi kalo mau beli, harus antri dulu karena baru digoreng sesuai pesanan.
Ada tukang baso urat Bandung,
Belum lama aku ke Desa Gumati di Desa Cijulang no.16 Sukaraja, Bogor. Menurutku kalau mbak ngajak tamu dari LN, mungkin tempat ini bisa jadi menarik karena bentuknya resort dengan fasilitas dan sarana aktivitas yang lumayan lengkap. Jadi bukan sekedar makan gitu. Enakya kalau kesana menurutku adalah dari tol Jagorawi exit tol Sentul Selatan. Ikutin aja petunjuk-petunjuk arahnya. Waktu aku ke sana kelihatannya ada beberapa perusahaan yang lagi ngadain team building/outing. Selengkapnya mungkin bisa ke link ini.
Ada lagi Desa Bumbu yang menawarkan konsep suasana pedesaan. Lokasinya di daerah Cinagara, sekitar 7km setelah keluar tol Ciawi ke arah Sukabumi (gak jauh dari Rancamaya, sebelah kiri jalan tapi agak masuk ke dalam). Masih terhitung Bogor kan? Terus terang aku sendiri blom pernah ke sana. Tapi menurut temenku suasana dan makanannya enak.
Kl ke gumati aku belum pernah…ntar mau dicobain aah…J
tapi ke Bumbu desa pernah mampir untuk lunch, kalau ke arah lido lakes, desa bumbu letaknya disebelah kiri jalan…masuk sekitar 800 meter dari jalan raya…jalannya agak berkelok-2x…menunya kurang lebih sama dengan resto sunda tapi tempat makannya lebih asik daripadi Gili-2x…karma areanya lebih luas dan lengkap dengan kerbau yg sedang membajak sawah… J bener-2x back to nature rasanya…J
menuju Lido banyak bertebaran warung sate maranggi…ada resto terapung juga…dan pemandangan danaunya indah banget….ini sebagian foto-nya…pas ke desa bumbu akhir juni yang lalu…ngantrinya yang males…J
Met wiskul dech…di bogor banyak yang bisa dibedah JTiap kali ke arah Sukabumi bawa anak-anak outdoor, lewatin plang Desa Bumbu selalu dalam keadaan habis sarapan, atawa habis makan siang. Jadi batal terus deh. Terakhir pas liburan sekolah kemarin ngajak anak-anak ku camping dan rafting di Citarik.
restaurant Gili-gili : pajajaran sebelum deretan kafe tenda rasa belom tau
tapi ampeir setiap weekend penuh terus
Restoran Sari Wangi : Seberangnya Gili-gili pajajaran juga RM khas sunda
viewnya pemandangan kota bogor rasa lumayan katanya
Restoran Gurih 7 : jalan apa ya namanya lupa dech g... pokoknya yang ke
arah warung jambu Rumah makan sunda modelnya bisa makan di saung or di meja
makan... nasi tutug oncomnya endang euy...
banyak benernya tapi banyak yang lupa...
oh ini Rumah Makan Bu Haji Achmad : ke Arah tajur setelah tas tajur pas di
apa ya namanya lupa lagi dech Kuntum nursery ini makanan sunda juga enak
pisan bakwan udangnya gede-gede udang semua isinya hihihihih.... makan di
sebelah kolam ikan... bapaknya kalo mau mancing juga bisa...
restoran gurih 7 ya di jalan pajajaran juga saaaay, cuma yang arah ke
warung jambu. di kiri jalan, kalo dari arah tol.
gang selot bukan kafe. pleus pemandangan anak2 sma, males bener
promosiinnya. mending qta2 aja dah. kapan2 yuk, maksibar BA bogor, di
selot ajah...
Di bendungan katulampa juga ada lokasi makan sundanese food, pemandangan nya
lumayan lah, ga liat mobil seliweran. Sebenernya kalo mau jalan agak jauh
dikit ke arah ciawi ada desa bumbu, makan ditengah sawah ada kolam (bisa
sekalian mancing) ada tmp outbond dll.. dll..
pia apple pie dah pernah cobain blom mba? adanya dari jalan pajajaran
yg deretan factory outlet itu masuk ke dalem denket sama hotel mirah...
lumayan aja sich gak enak2 banget hehehehehe
macaroni panggang yang di depan Taman Kencana, kalo dari arah
kebun raya bogor pas turunan ke kanan trus nanti ambil ke kanan lagi (lupa
ding nama jalannya... mbak listi, mohon dibantu yak..).
Katanya orang, rasa makaroninya endang estaurina tralalala... plus emang
rame banget... Tapi koq waktu nyoba ke sana, biasa aja ya.. (apa lidahku
yang kuper ama makaroni...)
Trus, sepanjang jalan surya kencana, (ala amigo ==> agak minggir got dikit)
ada es doger, ada soto kuning, ada bakso bening (dekat bank BCA)..
dbc. tempatnya di jalan ciremai ujung,
kayaknya. ya satu kompleks itu (daerah taman kencana), ya ada apple
pie, makaroni panggang (asli biasa banget, mbak sandra. bukan masalah
di lidah mbak kok), ama dbc ini.
cobain bakso bening mbak, campur ama kikil sapi, tempatnya di
deket bank niaga, depannya toko olahraga, disampingnya ada soto kuning juga
yg pakai terpal biru... terus lagi ke arah batu tulis pas pojokan istana
batu tulis ada sayur asem yang enak tuh, tapina jam 13 siang biasana dah
tutup..
tahu Yunyi (rasanya beda lo sama yg di Bandung)
roti sobek Bogor Permai (jual macem2 jajanan Bogor juga)
lumpia basah
Saturday, June 23, 2007
Ketika Kita Memandang dengan Sudut yang Lebih Luas
Apa yg telah beliau katakan? Beliau mengatakan bahwa beliau memilih beberapa orang teknik yg menurut beliau berpotensi, untuk dijadikan avant garde, ujung tombak penjualan, alias bergabung dg tim sales, Account Executive (AE). Tanggapan teman-teman teknik yg waktu itu masuk tim AE : "Yah, kok gue di sales sih. Gue kan orang teknik. Ilmu gue gak kepake dong, bisa menguap lama-lama."
Padahal Pak Sony ingin mencoba metode baru, kalau selama ini orang sales adalah murni dg latar belakang pendidikan "menjual", kali ini dicoba bagaimana kalau orang teknik yg diajari "teknik" menjual. Intinya Pak Sony menganggap bahwa orang teknik pasti lebih memahami teknik, sehingga ketika harus mempresentasikan produk kepada pelanggan, mereka bisai lebih PD, lebih fight, dan lebih baik dalam memberikan solusi. Tinggal memoles mereka dengan "gemulai" orang penjualan, dan menghapus kekakuan khas orang teknik.
Well?
Memang bekerja harus dengan hati, atau pekerjaan itu akan membunuhmu. Sebagian besar masih berhati di teknik, sehingga tidak bisa memandang dengan lebih luas, pengalaman atau ilmu lain yg bisa mereka peroleh selama "berjualan". Ada yg sudah menemukan ritmenya di penjualan, namun merasa tidak cukup "dihargai" perjuangannya. Begitulah. Namun buktinya, salah satu teman "teknik" saya, berhasil jadi "penjual" yg baik, tidak hanya berjualan produk Indosat, tapi juga "produk" lain, sampai bisa lebih mandiri tidak tergantung pada office hour, eight to five, atau malah eight to the end of the day... hehehe
Ketika saya pindah ke perusahaan baru, pandangan yg sama masih juga mendominasi. Orang teknik masih merasa lebih berjaya kalau bisa menjadi ahli teknik, dan merasa terhina kalau harus mengurusi hal-hal remeh yg sifatnya non teknik. Aneh... Padahal kalau mereka disuruh mengerjakan hal remeh itu, mengorganisir suatu event misalnya, apa mereka mampu? Mengetikkan Nota Dinas misalnya, apa mereka bisa?
Selama di Indosat sendiri saya jarang bersentuhan langsung dengan bidang tekniknya, walaupun bagian saya berbau teknik, dan lama-lama berbau marketing seiring dg kebijakan transformasi perusahaan itu. Saya lebih banyak menghabiskan waktu di belakang meja, membuat business plan, menghitung-hitung keuntungan kerugian proyek, membuat presentasi produk untuk pelanggan, sampai menggantikan tugas sekretaris yg cuti, atau membantu bagian pengadaan untuk membereskan file-file mereka. Lalu saya jadi mengerti tentang berbagai hal non teknis yg ikut menentukan kelangsungan proyek teknis, saya mengerti tentang takah surat, saya mengenal lebih banyak orang di perusahaan itu dan di bagian mana mereka berperan dalam proyek dan siapa yg bisa kita mintai bantuan ketika kita perlukan, juga tentang alur pengadaan barang siapa saja yg bisa ikut bidding, dan sebagainya. Saya juga pernah mengikuti training singkat tentang tax, pajak. Sia-sia karena tidak teknis? Tidak! Saya toh jadi mengerti siapa yg harus membayar pajak pada siapa dalam sebuah penjualan antara Indosat dengan perusahaan A misalnya. Saya juga jadi tau macam-macam jenis pajak dan kenapa pajak itu bisa muncul, dan kapan saya terkena pajak itu dan kapan tidak.
Di perusahaan baru, saya tertarik untuk mengikuti training sejenis marketing intelligence. Hey, itu bidang yg menarik. Bagaimana kita bisa menuai informasi tentang kompetitor? Harus bayarkah, ada etikanya kah, atau babat habis? Percuma kan kita unggul di bidang teknik kalau perusahaan kita sering kecolongan informasi penting oleh kompetitor? Berasa jadi James Bond! Itu bukan teknik, jadi sia-sia? Tidak!
Baru-baru ini saya lagi-lagi tertarik dengan artikel yg dibawa pulang suami saya, soal antropolog yg bekerja untuk Nokia! Wew? Antropolog di NOK? What for? Well, Jan Chipchase, the antropologist, merupakan peneliti perilaku manusia yg hasil penelitiannya akan digunakan oleh unit terkait di Nokia dalam mengembangkan aplikasi, layanan, maupun produk NOK. See?
Sudah berapa kali entah saya menuliskan blog seperti ini. Memang saya ambil dari sudut teknik, setjara saya sarjana teknik. Tapi mungkin sudut pandangnya bisa dilihat dari kebalikannya. Misalkan saja, bapa saya almarhum pernah mendapatkan mahasiswi mamah, alias alumni PERIKANAN IPB, bekerja di perusahaan yg sama sekali tidak berikan, TELKOM, BANK DANAMON, BANK BNI, BANK MANDIRI... named it. Beliau sampai terheran-heran, kok bisa? Ngapain juga anak perikanan di perusahaan gitu?
Well, saya sendiri? Latar pendidikan saya di STT Telkom bukan dari jurusan Jaringan Telekomunikasi, Transmisi Telekomunikasi, atau Piranti Telekomunikasi, tapi dari jurusan aneh bin ajaib yg katanya kuliahnya kebanyakan ngayal, Pengolahan Sinyal Digital. Waktu kerja? Gak nyambung sama sekali. Lebih tepat kalau saya bekerja sebagai peneliti atau dosen untuk bidang kuliah saya dulu. Karena hanya di pekerjaan itu saya bisa mengembangkan ilmu saya. Menyesal? Yah, pernah. Bayangkan, orang dengan pendidikan itu paling banter dipandang hebat oleh LIPI. Gajinya? Gak sampe 1 jt untuk pemula. Bandingkan dengan teman-teman saya yg berlatar jurusan transmisi atau jaringan, mereka dipandang hebat di hampir semua perusahaan Telekomunikasi. Mereka bisa jadi ahli optim, mengoptimalkan sinyal BTS perusahaan GSM terkenal dg gaji di atas 5 jutaan. Mereka bisa jadi ahli trafik, menghitung-hitung trafik telekomunikasi yg berhubungan dengan keputusan ekspansi jaringan misalnya. Belum lagi kesempatan jalan ke luar negeri, ntah untuk bejalar, meeting, konferensi, seminar... Ah, flamboyanlah. Lagipula, apa yg kita dapatkan di bangku sekolah/kuliah, seharusnya membentuk pola berpikir dan kepribadian kita, menjadi lebih teratur, metodis, smart, penuh akal, ide, dan keahlian, penuh empati dan terbuka pikirannya pada perubahan yg menuju kebaikan dan kebenaran, bukan sekedar mencari titel dan nilai. Sayangnya yg dikembangkan di Indonesia ini adalah pendidikan berbasis nilai tertinggi, peserta ujian terbaik, lulusan suma cum laude, dan yg hasil akhirnya bisa jadi orang sukses terkenal kaya raya terhormat. Wew... Jadilah hasil akhirnya orang yg terkotak-kotak, atau malah orang yg multitasking tapi gak punya kompetensi yg baik. Saya contohnya. Tapi kemudian saya mendapat pencerahan seperti yg telah saya sebutkan sebelumnya.
Apalagi setelah menikah, saya mendapatkan pelajaran berharga dari suami saya, bahwa kita harus yakin, bukan hanya sekedar tahu, segala sesuatu yg menimpa kita, baik ataupun buruk sudah menjadi ketentuan Alloh atas kita. Kalau kita bekerja dengan niat mendapatkan harta berlimpah dan kedudukan terpandang, dihormati orang, dianggap hebat, maka itulah yg akan kita dapatkan. Namun kalau kita bekerja dengan mengharap ridho Alloh, insyaalloh kita bisa memandang segala sesuatu dengan lebih luas, lebih baik, lebih positif, lebih ikhlas.
@STOCEMPAKAPUTIH
Friday, April 27, 2007
Play Dough, Kenangan Masa Kecil
ada yang tahu resepnya play dough yang bisa di bikin sendiri pakai tepung itu????
Waktu di WGC pernah diajarin. Pake terigu sama garam dapur mba. campur terus kasi air uleni terus menerus sampai kalis kalo udah jadi baru kasi pewarna. Pewarnanya khusus, beli di gramed yang kalo kena baju bisa ilang dan dicampurin ke adonan warnanya tetep bagus.
kalau aku cuma pakai tepung beras ketan ditambah pewarna makanan terus air secukupnya dan sedikit minyak supaya play dough nya agak licin. Tetapi dak bisa di pakai lama2 alias harus dibuatin terus setiap mau main karena cepat rusak (berjamur).
Cuma tepung, air, garam plus pewarna (pewarna kue aja). Dah diuleni taruh dulu di kulkas. Baru bisa dipake.
itu kan bisa dibentuk macem2... digiling tipis trus dicetak2 kayak bikin kue kering juga bisa... makanya cocoknya buat anak di atas 3 tahun yg udah gak demen masukin benda2 ke mulut lagi
baru denger tuh ada playdough yang bisa dimakan??!!! setahu ku sih kalo play dough yang buatan pabrik gak ada yang bisa di makan, paling safe aja dari segi pewarna dan bahan doughnya..tapi bukan untuk di makan....play dough sih bahasa kerennya untuk "lilin malam" jaman saya kecil dulu....ya bisa untuk latihan motorik halusnya si kecil sambil balajar bentuk dan warna...begitu deh kira2
aku punya 1 set play dough ini, tapi blom sempet dibuka,s ecara masih bingung ini mainan apaan sih?? kok katanya bisa dimakan???
bukan maksudnya untuk dimakan tapi kalau termakan tidak berbahaya karena non toxic, tapi tidak semua playdough sih yang aku tahu yang merk nya Play-Doh. Mainnya ya buat dibentuk macam2 sesuai kreativitas n imaginasi si anak, kalau beli yang satu set biasanya suka ada cetakan nya atau gunting2an atau roller nya dll.
Dulu, waktu masih kecil, saya senang bermain "lilin maenan" apa ya namanya, yg jelas warna warni (tapi warnanya gak pernah cerah, selalu gelap, merah tua, hijau tua, biru tua, hitam... dan begitu terus gak pernah berubah sampe sekarang. Saya masih suka liat di Galura, deket rumah, mau beliin buat Auliya takut dimakan! Hihihi). Selain senang karena sensasi memegangnya, saya juga senang baunya. Selain itu saya senang bisa membentuk apa saja yg saya mau. Entah bagaimana, saya malah sering berulang kali minta dibelikan lagi, kalau bisa yg besar (ada yg ukurannya lebih besar), tapi mamah selalu memberikan yg kecil-kecil, harganya 2500 kalo gak salah dulu itu, ato lebih murah ya? Lupa juga. Cuma kalo lagi gak sempet keluar, mamah suka bikinin tepung maenan, saya blm tau dulu kalo disebutnya play dough. Yang jelas dari tepung terigu, gitu kata mamah. Saya suka liat pas mamah bikin di dapur rumah 70. Setelah bikin satu adonan besar, terus mamah bagi-bagi, dikasih pewarna, mirip sama warna lilin maenan. Tapi pewarnanya pewarna makanan. Maeninnya gak sama dg lilin maenan, kalo tepung maenan ini dicetak-cetak pake cetakan kue kering, mamah yg beliin, bentuknya macem-macem, ada bebek, beruang, hati, lingkaran... Lama-lama setelah saya makin besar, tepung maenannya bukan dimaenin tapi digoreng, jadi tepung goreng... enak juga kok, gurih, cuma ditambah gula dan garem aja. Hihihihi....
Tuesday, April 17, 2007
Bogor : Jalanan Amburadul dan Macet
Seorang calon bapak bertanya di milis BA. Kalau istrinya mau lahiran di Hermina Bogor, kira-kira gimana kondisinya? Bapak itu tinggal di Nanggewer. Tanggapan saya sendiri sih seputar masalah biaya aja, saya gak gitu tau di mana itu Nanggewer. Kalau ibu-ibu yang tau, komentarnya : Lebih baik jangan deh, Pak. Bisa lahiran di jalan, soalnya jalanan dari Nanggewer ke Hermina rusak berat.
Yup, itu dia masalah yg setiap hari saya temui di perjalanan dari rumah ke mana pun di Bogor. Macet, dan jalanan rusak berat! Amburadul! Bayangkan, jalanan bisa berlubang sebesar mobil, dengan kedalaman bisa sejengkal tangan saya! Belum lagi pengemudi angkot yang gak sabar menunggu mobil-mobil dan motor-motor di depannya yg bergerak sangat lambat karena menghindari "lonjakan" yang diakibatkan oleh lubang-lubang jalan itu. Mereka memicu terjadinya kecelakaan! Ini paling sering terjadi di Jalan Baru (Kedung Badak), yang lubangnya super besar, super banyak, dan super dalam! Kalau hujan, becek, gak keliatan mana lubangnya, lebih bahaya lagi. D pernah pulang dari Yogya Jalan Baru, angkot 32nya mau tabrakan karena supirnya gak sabaran di jalurnya dan berpindah ke jalur yg isinya kendaraan yg berjalan ke arah sebaliknya (dan jalannya lebih bagus)! Saya sendiri juga pernah mengalaminya, pulang kantor turun di Stasiun Cilebut, pas ganti angkot 32 yg nyebrang ke jalur lawan, mau tabrakan sama truk! Sigh....
Jalanan yg amburadul di antaranya di Jalan Baru (Kedung Badak), Jl Soleh Iskandar, Jl Cilendek (atau dr Semeru ya?), Jl Nyi Raja Permas, Jl Mayor Oking, Jl Baru (ke arah Sindang Barang), Jl Pasar Anyar... mmm mana lagi ya. Suami bilang, GESTREK. Yang jalan protokol sih okeh banget, macem Jl Pajajaran, Jl Sudirman, Jl Juanda... Kalaulah Walikota dan Wakilnya ada yg tinggal di Taman Sari Persada misalnya, barangkali Jalan Baru Kedung Badak itu bisa lebih halus dan mulus. Masalah jalan rusak ini sudah pernah dimuat di Radar Bogor, tapi kalau belum sampai ke headline koran nasional, belum kesentil kali ya?
Lain jalan amburadul, lain lagi macet. Penyebab utamanya sih angkot sepertinya. Lautan hijau tiada akhir itu, kalau berhenti tidak pernah mengenal yg namanya badan jalan, bahu jalan, pinggir jalan... Taunya berenti, nyek, penumpang naik. Berenti, nyek, ngetem nunggu penumpang. Peduli amat orang di belakangnya bisa lewat, terhambat, atau malah macet berkepanjangan. Yang naek motor juga seneng nyelip-nyelip, gak sabaran (kalo sabar nungguin macet, ngapain beli motor?!), tau-tau udah mampet deh jalannya karena antara motor dan beca dari arah berlawanan bertemu di satu titik kemacetan, tanpa ada ruang gerak lagi. Siiip, mantabs! Belum lagi pedagang dari pasar yang menghabiskan jatah jalan kendaraan, terutama di pagi buta.
Kapan gak macet? Kalo ada polisi yang jaga. Kapan polisi jaga? Kalo gak ujan, kalo lagi mau jaga, sebelum malam datang, sesudah mentari bersinar terang, kalo lagi cari mangsa?! (ah kalo cari mangsa mah terlalu buruk sangka, kali ya...)
Kapan pasarnya tertib? Kalau ada pol PP. Kapan ada pol PP? Kalo lagi ada perintah penertiban, kalau pada belum "bayaran"?
Kapan jalanan rusak dibetulkan? Itu jalan milik pemerintah, atau milik developer tertentu, atau gimana ya? Ada retribusi, tetep aja jalanan angkot rusak. Cuaca Bogor yang seringkali hujan juga mempengaruhi ketahanan jalan ya. Kalau setiap hari selama sebulan terus menerus diguyur hujan, lama-lama kegerus juga. Jalanannya kelas berapa sih? Aspalnya bukan aspal dari Buton kali ya. Gak dihotmix, asal nempel aje. Kalo benerin jalan di musim hujan katanya percuma, baru dibangun bentaran lagi jebol... Nah kalo udah mulai panas tiap hari gini, udah waktunya dong betulin jalan?
Saturday, February 24, 2007
Kios Kerudung Tara-nya Mbak D
Dulunya, Mbak D kerja di Seaworld. Setelah menikah dan punya anak, Mbak D berhenti kerja dan lalu mengurus anak-anaknya. Usaha pertamanya adalah membuka toko kelontong di deket Bubulak (tapi sekarang udah tutup aja, mungkin udah gak rame yah). Dulunya dia yg menjaga, sekarang udah orang laen yg jaga.
Kalau soal toko kerudungnya, katanya sih Mbak D bikin sendiri kerudungnya. Mungkin punya konveksinya juga ya. Kalo bahan, katanya sih belanjanya dari Bandung. (heu, yg kebayang langsung Pasar Baru, sama daerah kaen kiloan- duh lupa namanya). Yang jaga toko kerudungnya juga bukan dia, tapi ada pegawainya.
Kemaren sore, setelah terjebak hujan deras, mamah dan teteh belanja ke sana, dapet kerudung 4 biji, yg katanya sih model baru dan baru aja naek pajang. Si teteh beli kerudung 2 in 2 (setjara ada 2 buah kerudung-satu bermanik pendek,satu polos panjang) yg bisa dipake model biasa (kerudung pendek bermanik dipake dulu terus ditimpa sama kerudung polos panjang yg dipasang setelah manik di kepala) atau model baru (kerudung polos panjangnya dipake miring, di bawah leher, jadi kaya pake vasmina gitu... Kalo belinya banyak, bisa dapet diskon. Misalnya kerudung harga satuannya Rp 45.000,- kalo beli lebih dari satu bisa Rp 40.000,- Hmmm wondering, kalo belinya satu lusin, kira-kira bisa dapet Rp 25.000? Hehehe (ngelunjak.com)
Kalo kata si teteh, buat sewa tempat usaha gitu, bisa minta pinjeman dari Pertamina ato PN Gas. Katanya sodara jauh ada yg gitu. Tapi lebih oke lagi kalau memang ada yang kerja di sana, ngalirnya lebih cepat dan mudah, karena ada "penjamin". Besarnya uang bisa sampai 70an juta. Cicilannya dg bunga 0%. (Bunga 0% kalo cicilannya per bulan tinggi, sama mencekeknya gak sih?). Setelah mengajukan proposal usaha, nanti ada dari pihak koperasi perusahaan tsb yg akan melakukan survey ke lokasi usaha. Kalalu proposalnya dinilai layak, baru deh dikucurkan dananya.
Nah, gimana, berani keluar dari comfort zone?
My Bozz Owned A Bakery!!!
Gak nyangka... Ini ketauannya juga gara-gara saya "pamer" foto roti di avatar YM (meskipun ada yg mikir itu foto keong, plis deh). Ternyata si bos beneran punya bakery. Nama dagangnya Tania. Katanya sih gak ada tuh roti yg mereknya nama pria, tapi kan ada Roti Boy? Hehehe...
Eniwei, niatan yg udah lempeng pingin bisnis, jadinya mencoba sedikit mengulik-ngulik si bos.
"Pak, beneran ya punya toko roti?"
"Hehehe.. Iya."
"Mmm itu bikin rotinya pake mesin?"
"Iyalah mbak, ada mesinnya."
"Trus adonan rotinya tinggal dimasukkin ke mesin gitu ya, Pak?"
"Oh ya nggak mbak, adonannya tetep pake tangan bikinnya."
"Heee? Bikin adonannya pake tangan juga pak?"
"Iya, nguleninya pake tangan. Satu adonan untuk kira-kira 125 roti."
"Heee? Njarem ntar pak tangannya."
"Hahaha..."
Nah, begitu ternyata. Untuk ngulenin adonan roti sampai kalis, tetep aja pake tangan, artinya, tenaga manusia. Yang menjadi pertanyaan, apakah ada orang khusus yg tukang ngulenin, ato ada beberapa orang? Apakah 125 roti itu untuk sehari? Mosok iyo ya sehari cuma jualan 125 roti?
Rotinya si bos ini sempat masuk ke Plaza Indonesia lho, padahal si bos gak buka konter di sana. Ternyata sih ada orang yg beli terus njual lagi di PI. Wuiiih keren nih...
Monday, February 05, 2007
SALE : Air, Bah!
Kesel juga lama-lama karena bolak balik diomongin sebagai pengirim banjir. Gak ngirim kok, emang air kan mengalir dari daerah tinggi ke daerah rendah. Orang Bogor juga gak sholat minta hujan turun terus menerus. Orang Bogor juga gak mengatur air hujan biar ngalirnya ke Jakarta. Emang di Katulampa ada bendung, kata petugasnya ini BENDUNG, bukan BENDUNGAN, dibangun oleh Belanda HANYA untuk mengukur ketinggian air di Ciliwung, bukan untuk membendung air yg mengalir keluar dari Bogor. Ehueeee... Ada loh yg sampe minta putus dari pacarnya karena kesel dibilang pengirim banjir
Yang jelas bukan ORANG BOGOR yg ngirim banjir. Alloh yg menurunkan hujan. Sudah hukum alamnya, air mengalir dari daerah yg lebih tinggi ke daerah yg lebih rendah. Manusia yg membangun jaringan air, untuk mengalirkan air ke laut. Manusia yg membuang sampah ke sungai atau jalur air lain dan menghambat aliran airnya (saya jadi inget pak satpam di kompleks yg menyapu daun kering masuk ke dalam saluran got ). Manusia yg membangun bangunan tanpa mengindahkan daerah resapan air. Dan MANUSIA =! ORANG BOGOR aja kan?
Sama-samalah introspeksi. Kemaren buang sampah di mana? Rumahnya ada di daerah resapan air? Punya kontribusi merusak daerah puncak dg membangun vila di sana gak? Masih beriman gak? (Kalo masih beriman, siapa tau ini adalah cobaan, ujian untuk naek tingkat, menjadi manusia yg lebih tinggi derajatnya di sisi Alloh karena kesabaran dan ketakwaan, kalo sudah mulai luntur keimanannya siapa tau ini adalah peringatan agar kita kembali ke jalanNya yg lurus dan benar)
Sebagai orang Bogor, yg daerahnya gak kena banjir, saya bukannya jumawa, "Nah, makanya, punya rumah di Bogor aja..." tapi penuh kekhawatiran, kapan giliran kami? Juga empati, pada sodara-sodara yg tertimpa musibah banjir. Semoga Alloh meringankan beban mereka. Di kompleks kemaren sempet ada edaran juga untuk mengumpulkan dana bagi korban banjir. Bukan karena rasa bersalah karena banjir mengalir dari Bogor ya, tapi sebagai bentuk kepedulian pada sesama...
alladzii khalaqa almawta waalhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalan wahuwa al'aziizu alghafuuru
Dia Yang Mematikan dan Menghidupkan untuk menguji siapa di antara kamu yang terbaik amalnya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS 67: 2)
huwa alladzii ja'ala lakumu al-ardha dzaluulan faimsyuu fii manaakibihaa wakuluu min rizqihi wa-ilayhi alnnusyuuru
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.(QS 67:15)
walaa tufsiduu fii al-ardhi ba'da ishlaahihaa waud'uuhu khawfan wathama'an inna rahmata allaahi qariibun mina almuhsiniina
Janganlah berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (Allah) memperbaikinya. Dan berdo’alah kepadaNya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS 7: 56)
walaw anna ahla alquraa aamanuu waittaqaw lafatahnaa 'alayhim barakaatin mina alssamaa-i waal-ardhi walaakin kadzdzabuu fa-akhadznaahum bimaa kaanuu yaksibuuna
Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS 7:96)
afa-amina ahlu alquraa an ya/tiyahum ba/sunaa bayaatan wahum naa-imuuna
awa amina ahlu alquraa an ya/tiyahum ba/sunaa dhuhan wahum yal'abuuna
afa-aminuu makra allaahi falaa ya/manu makra allaahi illaa alqawmu alkhaasiruuna
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.(QS 7:97-99)
awa lam yahdi lilladziina yaritsuuna al-ardha min ba'di ahlihaa an law nasyaau ashabnaahum bidzunuubihim wanathba'u 'alaa quluubihim fahum laa yasma'uuna
Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu Kami azab mereka karena dosa-dosanya; dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)? (QS 7:100)
wa-idzaa quri-a alqur-aanu faistami'uu lahu wa-anshituu la'allakum turhamuuna
Dan apabila dibacakan Al Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.(QS 7:204)
waudzkur rabbaka fii nafsika tadharru'an wakhiifatan waduuna aljahri mina alqawli bialghuduwwi waal-aasaali walaa takun mina alghaafiliina
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.(QS 7:205)
Sunday, January 07, 2007
3 Jam Lagi Menuju Posko Usai
Lagi posko Nataru (Natal dan Tahun Baru), biasa, 8 jam dari jam 8 pagi sampe jam 8 malem. Nah, sekarang udah jam setengah 6 lewat nih, asik, tinggal 2,5 jam lagi... Alhamdulillah. Ini hari posko terakhir, dan tadinya pingin cuti besok, sayangnya ada acara sosialisasi! Uhuks...